Ragam

Wamenperin Faisol Riza Tegaskan, Butuh Rp 5.000 Triliun untuk Dekarbonisasi

×

Wamenperin Faisol Riza Tegaskan, Butuh Rp 5.000 Triliun untuk Dekarbonisasi

Sebarkan artikel ini
Wamenperin Faisol Riza. /Kemenperin
Wamenperin Faisol Riza. /Kemenperin

KABARSEKILAS.COM – Sektor industri di Indonesia menunjukkan komitmennya untuk mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060 dengan menyusun peta jalan dekarbonisasi.

Bahkan, sektor industri menargetkan untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050, satu dekade lebih cepat dari target nasional.

Dalam upaya tersebut, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memproyeksikan kebutuhan investasi hijau sebesar Rp 5.000 triliun hingga 2030 untuk mendukung penerapan teknologi rendah karbon dan upaya dekarbonisasi lainnya.

Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, mengungkapkan bahwa investasi tersebut akan difokuskan untuk empat sub-sektor industri prioritas, yaitu industri semen, pupuk, besi & baja, serta pulp dan kertas.

“Telah teridentifikasi kebutuhan investasi hijau sementara setidaknya sebesar Rp 5.000 triliun untuk membiayai penerapan teknologi rendah karbon dan upaya dekarbonisasi lainnya untuk 4 sub sektor industri prioritas,” kata Faisol Riza dalam acara Kick-Off 2nd AIGIS 2025 yang digelar di Kantor Kemenperin.

Baca Juga :  Tidur Nyenyak Kunci Kesehatan, Ini Tipsnya!

Faisol menambahkan bahwa sektor industri memiliki potensi ekonomi yang besar dari upaya dekarbonisasi ini, yang diharapkan dapat berkontribusi pada target pertumbuhan ekonomi 8% yang dipasang oleh Presiden Prabowo Subianto.

Kemenperin juga telah menyiapkan kebijakan untuk mengurangi emisi industri, termasuk mekanisme pertukaran emisi Gas Rumah Kaca (GRK), serta pengembangan ekonomi sirkular dan ekosistem industri hijau.

Faisol menegaskan bahwa transformasi industri menuju industri hijau bukan hanya pilihan, tetapi merupakan sebuah keharusan untuk masa depan bangsa dan Bumi.

Baca Juga :  Wamenperin Faisol Riza Mengunjungi Balai Besar Kerajinan dan Batik di Yogyakarta

Pada 2024, Kemenperin mencatat pengurangan emisi GRK sektor IPPU (Industri Penghasil Polusi Udara) mencapai 6,92 juta ton CO2eq, melampaui target Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) 2030.

Selain itu, efisiensi biaya industri hijau meningkat menjadi 7,31% dari sebelumnya 6,71%.

Pencapaian lainnya termasuk bertambahnya jumlah perusahaan yang tersertifikasi Standar Industri Hijau (SIH), yang kini mencapai 146 perusahaan, dengan 25 SIH baru ditetapkan, sehingga totalnya mencapai 62 standar.

Pencapaian tersebut menjadi tonggak penting bagi Kemenperin dalam mewujudkan transformasi industri hijau di Indonesia.

Sebelumnya, pada September 2024, Kemenperin juga menggelar Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) pertama di Jakarta, yang bertujuan memperkuat ekosistem industri hijau di Indonesia.

Baca Juga :  Wamenperin Targetkan Pembahasan Investasi Apple Rampung Akhir 2024

Pada 2025, Kemenperin akan kembali menyelenggarakan AIGIS 2025 dengan tema “Driving Industrial Decarbonization through Green Industry Ecosystem”.

Kick-off AIGIS 2025 ini membuka peluang kolaborasi strategis antara pemerintah, industri, mitra strategis, dan organisasi internasional untuk memperkuat komitmen Kemenperin dalam dekarbonisasi industri.

Acara utama AIGIS 2025 akan digelar pada tanggal 20-22 Agustus 2025 dan diharapkan dapat melanjutkan kesuksesan penyelenggaraan AIGIS 2024 yang berhasil menghimpun lebih dari 1.000 peserta.

Kick-off acara AIGIS 2025 ini dihadiri oleh Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, HE Denis Chaibi, serta Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi. (*)

error: Content is protected !!