Pemerintah

Sektor Perindustrian Harus Tumbuh 8,6 Persen untuk Keluar dari Jebakan Pendapatan Menengah

×

Sektor Perindustrian Harus Tumbuh 8,6 Persen untuk Keluar dari Jebakan Pendapatan Menengah

Sebarkan artikel ini
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza saat melakukan kunjungan ke BBSPJIKKP Yogyakarta. /Kemenperin
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza saat melakukan kunjungan ke BBSPJIKKP Yogyakarta. /Kemenperin

KABARSEKILAS.COM – Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menyatakan bahwa sektor perindustrian harus mencapai pertumbuhan 8,6 persen dan memberikan kontribusi sebesar 22 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) agar Indonesia dapat keluar dari jebakan pendapatan menengah.

Hal ini juga diharapkan dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dalam pernyataan di Jakarta, Faisol menekankan pentingnya upaya peningkatan produktivitas industri melalui inovasi teknologi, peningkatan keterampilan dan pendidikan, serta efisiensi manajerial dan teknis.

Menurutnya, pendekatan yang berbeda dan terobosan baru diperlukan untuk mencapai target tersebut.

Baca Juga :  Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja, Peluang Diterima Cukup Besar, Simak Selengkapnya

“Untuk mencapainya, harus ditempuh dengan cara yang berbeda, karena dengan cara yang umum, sumber daya kita tidak akan cukup. Dengan demikian, kita harus mencari terobosan supaya dapat mencapai peningkatan industri dan sumbangan berupa kinerja kementerian yang tinggi,” ujar Faisol.

Potensi Unit Kerja Kemenperin

Faisol menyoroti salah satu unit kerja Kementerian Perindustrian, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kulit, Karet, dan Plastik (BBSPJIKKP) Yogyakarta, sebagai contoh potensial dalam mendorong pertumbuhan industri.

Layanan yang ditawarkan, seperti Validasi Verifikasi Gas Rumah Kaca (VV GRK) dan skema Nilai Ekonomi Karbon (NEK), dinilai dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi hingga di atas 8 persen.

Baca Juga :  Wamenperin Faisol Riza Yakini Pabrik Chery Dorong Peningkatan TKDN hingga 60 Persen

Namun, tantangan terbesar adalah menjangkau perusahaan-perusahaan yang membutuhkan layanan tersebut, terutama yang berlokasi di luar Yogyakarta.

“Namun, tantangannya adalah bagaimana menjangkau perusahaan-perusahaan yang membutuhkan layanan ini, mengingat banyak yang berlokasi di luar Yogyakarta,” tambahnya.

Dukungan dari BSKJI

Sementara itu, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), Andi Rizaldi, menyampaikan bahwa pihaknya melalui Pusat Industri Hijau telah mendorong pendirian Lembaga Validasi dan Verifikasi (LVV).

Baca Juga :  Tenaga Honorer Akan Dihapus, Pemerintah Hanya Akui Yang Ini Saja

Hingga kini, terdapat delapan LVV yang sedang dalam proses akreditasi, dan LVV BBSPJIKKP Yogyakarta menjadi yang pertama dimiliki oleh Kemenperin serta telah terakreditasi dalam lingkup nilai ekonomi karbon.

“Kami juga berharap LVV GRK dapat membantu terwujudnya industri hijau dan mendukung pertumbuhan ekonomi,” ujar Andi.

Upaya ini diharapkan mampu memperkuat kontribusi sektor perindustrian terhadap perekonomian nasional, sejalan dengan cita-cita Indonesia untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif serta berkelanjutan. (*)

 

error: Content is protected !!