Pemerintah

Kasus Asusila di GOR Sasana Krida Kraksaan Jadi Sorotan MUI Probolinggo, Siapa Yang Salah?

×

Kasus Asusila di GOR Sasana Krida Kraksaan Jadi Sorotan MUI Probolinggo, Siapa Yang Salah?

Sebarkan artikel ini
Logo MUI /net
Logo MUI /net

KABARSEKILAS.COM – Kasus asusila yang terjadi di GOR Sasana Krida Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Senin (16/12/2024), memantik perhatian banyak pihak.

Kali ini, Ketua Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak (KPA) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Probolinggo, Nurayati, angkat bicara.

Menurut Nurayati, insiden tersebut tidak hanya mencerminkan perilaku menyimpang anak, tetapi juga menjadi cerminan kurangnya perhatian dari berbagai elemen masyarakat terhadap pengawasan dan pembinaan anak dan remaja.

Ia menegaskan bahwa ada lima elemen utama yang memegang peranan penting dalam upaya pengawasan terhadap generasi muda, yaitu orang tua, sekolah, pemerintah, media, dan masyarakat.

Baca Juga :  Ikon Kawatir Direbut Daerah Lain, Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Buka Festival Kampung Tempe

“Orang tua adalah elemen terpenting. Mereka harus memberikan perhatian lebih kepada anak, termasuk menanamkan kebiasaan baik sejak dini. Salah satu contohnya adalah tidak mengizinkan anak perempuan keluar bersama teman laki-laki tanpa pengawasan,” ujar Nurayati, seperti dikutip dari laman resmi MUI Kabupaten Probolinggo, Sabtu 21 Desember 2024.

Selain itu, sekolah juga memiliki tanggung jawab melalui layanan konseling yang dapat membantu membentuk karakter positif para pelajar.

“Sekolah harus berperan aktif dalam menanamkan nilai-nilai moral kepada anak didiknya,” tambahnya.

Baca Juga :  MUI Probolinggo Punya Pandangan Ini Soal Wacana Libur Sekolah Selama Ramadan

Ia juga mengingatkan pemerintah untuk lebih tegas dalam menjaga keamanan di tempat-tempat yang sering dijadikan lokasi berkumpul anak muda.

“Satpol PP harus rajin melakukan patroli, terutama di lokasi yang rawan terjadi penyimpangan,” tegas Nurayati.

Tidak kalah penting, media juga menjadi elemen yang sangat berpengaruh di era digital saat ini.

Nurayati menekankan bahwa penggunaan teknologi seperti ponsel lebih sering mendominasi kehidupan anak-anak dibandingkan buku.

Oleh karena itu, media memiliki tanggung jawab untuk menyajikan konten yang edukatif dan mendukung pembentukan karakter generasi muda.

Baca Juga :  Granat Nanas Ditemukan di Probolinggo, Langsung Diledakkan oleh Tim Jibom

Dalam lingkup yang lebih luas, masyarakat juga diimbau untuk turut peduli terhadap lingkungan sekitar.

“Kita semua memiliki tanggung jawab moral untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi anak-anak,” ujarnya.

Diketahui, kasus asusila tersebut melibatkan sepasang remaja yang masih berstatus pelajar SMP.

Kepolisian setempat telah mengungkap kasus ini dan memintai keterangan dari kedua pelaku.

Insiden ini menjadi peringatan bagi semua pihak untuk lebih waspada dan memperkuat pengawasan terhadap anak dan remaja. (*)

 

error: Content is protected !!