KABARSEKILAS.COM – Debat publik ketiga Pemilihan Bupati (Pilbup) Kabupaten Probolinggo yang digelar oleh KPU Kabupaten Probolinggo di Gedung Islamic Center (GIC) Kraksaan, Minggu malam (17/11/2024), menampilkan diskusi hangat seputar tema “Menyerasikan Pelaksanaan Pembangunan Daerah Kabupaten, Provinsi dengan Nasional serta Memperkokoh NKRI dan Kebangsaan”.
Dalam debat pamungkas ini, dua pasangan calon (Paslon) Pilkada Kabupaten Probolinggo, yakni Paslon nomor urut 1 Zulmi-Rasyid dan Paslon nomor urut 2 Gus Haris-Lora Fahmi, beradu gagasan dan strategi untuk pembangunan daerah, integrasi dengan kebijakan nasional, serta penguatan kebangsaan di masyarakat.
Kegiatan tersebut dihadiri ratusan pendukung dari kedua paslon, meski pihak penyelenggara membatasi audiens yang hadir secara langsung sebanyak 75 orang dari masing-masing tim guna menjaga ketertiban serta mematuhi protokol kesehatan.
Gus Haris, yang tampil mewakili Paslon nomor urut 2 bersama Lora Fahmi, mengangkat konsep pemerataan infrastruktur wisata sebagai program unggulannya.
Ia menegaskan pentingnya tata kelola pariwisata yang terintegrasi dengan kebijakan pemerintah provinsi dan pusat, terutama di kawasan Bromo dan wilayah barat Probolinggo.
Menurut Gus Haris, sinergi lintas tingkat pemerintahan ini bertujuan untuk meningkatkan ekonomi desa, meratakan infrastruktur, serta mengembangkan UMKM di sekitar Bromo.
“Pembangunan dimulai dari desa, sesuai dengan program pemerintah pusat. Kami juga teguhkan wawasan kebangsaan masyarakat melalui Program Sae Kebhinekaan. Bersama kita wujudkan Probolinggo yang lebih baik,” ujar Gus Haris dalam pemaparannya.
Gus Haris juga menyoroti pentingnya kenyamanan dan inklusivitas bagi wisatawan muslim dan non-muslim di kawasan wisata, dengan menerapkan konsep halal tourisme, restoran halal, serta fasilitas ibadah yang memadai.
Sementara itu, konsep pemerataan infrastruktur wisata yang diusung oleh Gus Haris menyoroti ketimpangan yang ia nilai ada dalam program Paslon nomor urut 1 Zulmi-Rasyid, yang berfokus pada kawasan Bromo.
Ia menegaskan perlunya pembangunan yang merata di semua potensi wisata Kabupaten Probolinggo, dari gunung, sungai hingga pantai.
“Bromo punya persoalan miskin event. Bromo nanti harus kaya dengan event yang juga ditopang dengan seratus desa wisata penyangga lainnya. Yang datang ke Bromo nantinya tidak hanya menikmati view alam, tapi juga menikmati budaya dan kearifan lokalnya,” tegas Gus Haris.
Paslon Zulmi-Rasyid menanggapi bahwa pembangunan sektor wisata harus melibatkan masyarakat, dengan mengusulkan kegiatan bulanan di setiap kecamatan serta peningkatan fasilitas jalan dan transportasi.
Keduanya menilai keterlibatan masyarakat adalah kunci untuk meraih pembangunan berkelanjutan.
Debat publik ketiga ini memberikan gambaran yang jelas bagi masyarakat Kabupaten Probolinggo mengenai visi-misi dan program unggulan dari kedua pasangan calon yang bertarung, menuju hari pencoblosan mendatang.(*)