KABARSEKILAS.COM – Debat kedua antara calon wakil bupati Probolinggo berlangsung sengit di Grand Swiss-BelHotel Darmo, Surabaya, pada 2 November 2024 malam.
Kedua kandidat, Abdul Rasit dan Ra Fahmi, memaparkan visi mereka terkait pendidikan dan distribusi pupuk subsidi, dua isu krusial bagi masyarakat Probolinggo.
Kedua calon menekankan pentingnya peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Probolinggo.
Mereka sepakat bahwa akses pendidikan yang merata dan berkualitas adalah kunci untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Namun, strategi yang ditawarkan berbeda oleh Ra Fahmi yang menyoroti perlunya reformasi kurikulum yang lebih adaptif terhadap kebutuhan lokal.
Akan tetapi Abdul Rasit menekankan peningkatan fasilitas dan pelatihan bagi tenaga pendidik.
Selain itu, Isu distribusi pupuk subsidi menjadi sorotan utama dalam debat ini kedua kali ini.
Ra Fahmi menyoroti kesulitan yang dihadapi petani dalam mengakses pupuk subsidi dan menekankan perlunya reformasi sistem distribusi untuk memastikan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan di Probolinggo.
Di sisi lain, Abdul Rasit, yang memiliki pengalaman sebagai distributor pupuk di Probolinggo Timur, menawarkan solusi berdasarkan pengalamannya.
Ia menjelaskan tantangan distribusi dari perspektif distributor dan berkomitmen untuk berkomunikasi dengan pemerintah pusat guna mengembalikan regulasi distribusi pupuk subsidi seperti semula, di mana petani cukup membawa KTP untuk mendapatkan pupuk subsidi.
Tanggapan Calon Bupati
Dalam konferensi pers, calon bupati nomor urut 02, Gus Haris, menyoroti bahwa masalah pupuk di Kabupaten Probolinggo adalah persoalan klasik yang terus berulang.
Ia mencatat bahwa di banyak kabupaten lain, akses terhadap pupuk subsidi tidak sekompleks yang dialami oleh petani di Probolinggo.
Gus Haris juga menekankan perlunya kerjasama semua pihak untuk mengatasi isu ini, terutama bagi petani tembakau yang sangat bergantung pada ketersediaan pupuk.
Dengan adanya Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT), ia melihat potensi untuk memanfaatkan dana tersebut sebagai subsidi untuk pupuk, sehingga dapat membantu meringankan beban petani.
“Insyaallah jika kami ditakdir tidak akan pernah lagi ada persoalan pupuk di Kabupaten Probolinggo, terkait data ini masalah verifikasi, kita akan terjun langsung ke lapangan,” terangnya.
Menurutnya, permainan pupuk yang ada di Kabupaten Probolinggo ini merupakan perbuatan dzalim.
Karena ini membuat para petani tidak mendapatkan hak sebagaimana mestinya.
“Kami tetap butuh support ke depan karena berkaitan dengan apa yang kami sampaikan agar bisa betul-betul kita laksanakan,” ucapnya.
Debat ini memberikan gambaran jelas mengenai komitmen kedua calon dalam menangani isu-isu krusial di Probolinggo.
Masyarakat diharapkan dapat menilai dan menentukan pilihan berdasarkan gagasan dan solusi yang ditawarkan oleh masing-masing kandidat.