KABARSEKILAS.COM – Peringatan Hari Santri Nasional 2024 mengusung tema “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan,” yang menjadi momen refleksi tentang peran santri dalam sejarah dan masa depan bangsa.
Pada kesempatan ini, Gus Haris, seorang tokoh santri yang dikenal luas karena perjuangannya dalam memajukan peran santri di era modern, berbagi pandangannya tentang tantangan, harapan, dan potensi besar yang dimiliki santri dalam membangun Indonesia.
Gus Haris menekankan bahwa Hari Santri Nasional bukan hanya ajang mengenang sejarah, tetapi juga kesempatan untuk merefleksikan perjalanan dan transformasi santri dari masa ke masa.
“Tahun ini, kita melihat tantangan bangsa semakin kompleks, baik dari aspek sosial, politik, hingga teknologi. Santri harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan ini tanpa kehilangan jati diri keagamaan dan nasionalisme yang sudah tertanam kuat sejak dahulu,” ujar Gus Haris.
Pesantren dan Transformasi di Era Modern
Menghadapi perkembangan zaman, Gus Haris mengungkapkan bahwa pesantren telah bertransformasi dari sekadar lembaga pendidikan agama menjadi pusat pengembangan keterampilan dan pengetahuan umum.
“Dulu, pesantren mungkin hanya dipandang sebagai tempat belajar agama, tapi sekarang banyak pesantren yang mulai mengintegrasikan pendidikan umum dan keterampilan praktis,” jelasnya.
Ia juga memberikan contoh nyata mengenai transformasi yang terjadi di pesantrennya, di mana santri tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga dilatih keterampilan digital dan wirausaha.
“Santri sekarang harus siap berkontribusi tidak hanya dalam dakwah, tapi juga di sektor-sektor strategis lain seperti ekonomi kreatif, teknologi, bahkan politik,” tambahnya.
Santri Sebagai Penggerak Pembangunan Bangsa
Gus Haris melihat santri memiliki potensi besar dalam pembangunan bangsa.
Dengan bekal ilmu agama yang kuat serta nilai-nilai seperti kejujuran, kerja keras, dan semangat nasionalisme, santri diyakini mampu menjadi motor penggerak perubahan.
“Santri tidak boleh lagi hanya menjadi penonton dalam pembangunan bangsa. Mereka harus tampil di depan dan mengambil peran aktif dalam berbagai sektor,” tegasnya.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa untuk mencapai hal tersebut, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah.
Meski pemerintah telah memberikan perhatian melalui regulasi seperti Undang-Undang Pesantren, Gus Haris menilai masih ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan akses fasilitas dan teknologi bagi pesantren, terutama di daerah terpencil.
“Jika akses terhadap teknologi dan pendidikan modern bisa diperbaiki, kita bisa melihat lompatan besar dari kontribusi santri terhadap bangsa,” kata Gus Haris.
Menjaga Nilai Tradisional di Tengah Modernisasi
Salah satu tantangan yang dihadapi pesantren adalah bagaimana menjaga nilai-nilai tradisional sambil beradaptasi dengan modernitas.
Menurut Gus Haris, teknologi dan modernisasi adalah alat, bukan tujuan, sehingga nilai-nilai adab, akhlak, dan ilmu agama harus tetap menjadi landasan utama.
“Ketika santri masuk ke dunia modern, baik itu di bidang teknologi atau bisnis, mereka harus membawa nilai-nilai ini sebagai panduan,” ujarnya.
Pendekatan ini bertujuan agar santri dapat fleksibel dan adaptif, namun tetap berpegang teguh pada prinsip.
Gus Haris yakin bahwa kombinasi nilai tradisional dengan keterampilan modern akan menciptakan generasi santri yang mampu bersaing di berbagai bidang, tanpa melupakan identitas keagamaannya.
Harapan untuk Santri di Masa Depan
Gus Haris menutup wawancara dengan harapan besar bagi para santri di masa mendatang.
Ia ingin melihat generasi santri yang tidak hanya saleh secara spiritual, tetapi juga cerdas secara intelektual dan memiliki kemampuan memecahkan masalah-masalah besar bangsa.
“Kita butuh generasi santri yang bisa memimpin, baik di bidang agama maupun di sektor lain. Hari Santri Nasional ini harus menjadi pemicu bagi para santri untuk lebih berani mengambil peran besar dalam pembangunan bangsa,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya santri untuk bermimpi besar dan berani melangkah.
“Tema ‘Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan’ seharusnya menginspirasi kita semua untuk bergerak maju. Jangan pernah ragu untuk bermimpi besar, karena sejarah sudah membuktikan, Santri Bisa!” tutup Gus Haris.
Mendorong Peran Santri dalam Masyarakat
Wawancara eksklusif dengan Gus Haris memberikan gambaran tentang masa depan santri di Indonesia.
Dengan dukungan dan integrasi antara nilai tradisional serta keterampilan modern, santri diharapkan mampu berkontribusi lebih besar dan berani mengambil peran strategis dalam pembangunan bangsa.
Dalam konteks Hari Santri Nasional, peran santri sebagai agen perubahan semakin relevan.
Mereka tidak hanya diharapkan menjadi pemimpin dalam komunitas religius, tetapi juga sebagai tokoh masyarakat yang mampu menjawab tantangan zaman.
Dengan tetap menjaga nilai-nilai luhur pesantren, santri dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, menghubungkan perjuangan masa lalu dengan masa depan yang penuh harapan.