KABARSEKILAS – Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyoroti fenomena munculnya pengurus tandingan dalam organisasi, yang menurutnya tidak sesuai dengan etika dan tidak mencerminkan watak bangsa Indonesia.
Hal ini disampaikan Wapres saat menghadiri acara Forum Silaturahmi Antar-Travel Haji dan Umroh (SATHU) dan Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) di Jakarta, Senin (2/9).
Dalam pidatonya, Wapres Ma’ruf Amin mengucapkan selamat kepada AMPHURI yang baru saja menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) dan telah memilih pengurus baru.
“Saya mengucapkan selamat kepada AMPHURI yang sudah terpilih pengurusnya,” ucap Wapres.
Wapres juga menekankan pentingnya menjaga persatuan dalam organisasi setelah Munas selesai, dan bahwa persaingan hanya boleh terjadi sebelum forum pemilihan pengurus berakhir.
Ia memberikan contoh yang sering terjadi di organisasi Nahdlatul Ulama (NU), di mana persaingan diperbolehkan sebelum muktamar.
“Kalau tadi dibilang ada kompetisi, ada persaingan boleh saja sebelum munas selesai. Kalau di NU itu ada istilah kalau sebelum muktamar itu ger-geran, artinya kalau sebelum munas boleh saja bersaing, tapi kalau sudah selesai harus saling merangkul,” kata Wapres.
Wapres Ma’ruf Amin mengingatkan bahwa setelah Munas atau forum pembentukan pengurus baru selesai, tidak seharusnya ada upaya membentuk pengurus tandingan.
Menurutnya, hal tersebut tidak etis dan tidak mencerminkan karakter bangsa Indonesia maupun umat Islam.
“Selesai wabillahi taufik wal hidayah jangan sampai ada muncul lagi pengurus tandingan, itu tidak etis. Seperti itu ya bukan watak bangsa Indonesia, bukan watak orang Islam seperti itu. Jadi itu harus dijaga ya suasana itu sesudah munas itu kerja, sebelum munas boleh bersaing,” tegas Wapres.
Acara ini menjadi momen penting untuk mengingatkan para pengurus organisasi tentang pentingnya menjaga integritas dan persatuan demi kelancaran tugas dan tanggung jawab ke depan.