Daerah

Polres Probolinggo Ungkap Kronologi Mertua Vs Menantu Carok

×

Polres Probolinggo Ungkap Kronologi Mertua Vs Menantu Carok

Sebarkan artikel ini
Kapolsek Tiris Polres Probolinggo saat memeriksa para terduga /Foto Humas Polres Probolinggo.
Kapolsek Tiris Polres Probolinggo saat memeriksa para terduga /Foto Humas Polres Probolinggo.

KABARSEKILAS – Sebuah peristiwa duel carok yang melibatkan menantu dan mertua mengguncang Desa Wedusan, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, pada Selasa (27/8/2024).

Duel tersebut berujung pada luka fisik bagi kedua belah pihak dan menjadi perhatian luas masyarakat, terutama karena penggunaan senjata tradisional celurit dalam pertarungan tersebut.

Menurut Humas Polres Probolinggo, Iptu Merdhani Pravita Shanty, kejadian bermula ketika LM, seorang warga setempat yang merupakan menantu dari SM, tengah mencari istrinya di dapur untuk makan siang.

Namun, ketika sampai di dapur, LM tidak menemukan istrinya, melainkan hanya SM, sang mertua, yang sedang berada di sana.

“Saat itu kemudian terjadi cekcok antara LM dan SM. Adu mulut tersebut memanas hingga berujung pada saling pukul dan akhirnya mengarah pada penggunaan celurit, yang membuat keduanya mengalami luka di bagian tubuh,” ungkap Shanty saat memberikan keterangan pada Sabtu (31/8/2024).

Baca Juga :  Kapolres Probolinggo Kota Yang Merakyat Jajal Piket Penjagaan

Dalam duel tersebut, LM dan SM terluka akibat sabetan celurit. Meskipun tidak ada korban jiwa, pertarungan itu sempat berlangsung cukup lama hingga membuat warga sekitar khawatir.

Menurut saksi mata, situasi mulai terkendali ketika istri LM datang dan mencoba melerai pertikaian antara suaminya dan ayahnya sendiri.

Warga setempat, yang telah terkejut oleh suara benturan senjata tajam, segera menghubungi pihak berwenang.

Polisi bersama warga kemudian mengevakuasi kedua pria tersebut untuk mendapatkan pertolongan medis.

Kejadian carok, yang merupakan tradisi pertarungan khas Madura, sering kali dipicu oleh konflik internal keluarga atau harga diri.

Namun, dalam kasus ini, perselisihan antara menantu dan mertua berawal dari masalah sepele yang seharusnya dapat diselesaikan dengan cara damai.

Baca Juga :  Pemadaman Listrik Probolinggo Hari ini Cukup Lama, Cek Segera Daftarnya

Iptu Shanty menjelaskan bahwa pihak kepolisian masih terus melakukan pendekatan agar konflik ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan.

Mengingat keduanya tinggal dalam satu rumah, polisi berharap ada jalan damai untuk mencegah konflik serupa di kemudian hari.

“Kami berupaya agar masalah ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Kedua pihak masih merupakan mertua dan menantu, sehingga penting bagi mereka untuk menjaga hubungan baik, apalagi mereka tinggal serumah,” pungkasnya.

Insiden ini juga menjadi sorotan masyarakat setempat yang khawatir dengan dampak buruk dari kekerasan dalam rumah tangga yang semakin sering terjadi.

Beberapa warga berharap ada intervensi dari pihak berwenang atau tokoh masyarakat setempat untuk mencegah potensi konflik keluarga yang bisa berujung pada tindakan kekerasan seperti carok.

Baca Juga :  10 Weton Ini Akan Kebanjiran Rezeki Besar Bulan September, Hidupnya Langsung Mewah

Penyelesaian Secara Kekeluargaan Diupayakan

Meskipun insiden carok ini tidak memakan korban jiwa, polisi tetap mendesak agar kedua belah pihak mau berdamai.

Perselisihan antara LM dan SM diharapkan bisa menjadi pembelajaran penting bagi keluarga-keluarga lainnya agar tidak menggunakan kekerasan sebagai solusi.

Sejumlah tokoh masyarakat di Desa Wedusan juga dikabarkan turut terlibat dalam mediasi untuk mendamaikan kedua pihak yang berselisih.

Penyelesaian secara kekeluargaan menjadi fokus utama dalam upaya mendamaikan mertua dan menantu ini.

Hal ini dilakukan demi menjaga harmoni keluarga dan mencegah kejadian serupa di masa depan.

“Semoga dengan mediasi ini, hubungan mertua dan menantu bisa pulih dan mereka bisa hidup bersama dengan damai,” tutup Shanty. ***

error: Content is protected !!