KABARSEKILAS.COM – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, atau yang lebih akrab disapa Cak Imin, kembali membuat gebrakan di kancah politik Indonesia.
Dalam pengumuman resmi di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (18/9/2024), ia memperkenalkan susunan kepengurusan PKB periode 2024-2029.
Salah satu nama yang menarik perhatian adalah Faisol Riza, yang resmi menjabat sebagai Wakil Ketua Umum (Waketum) PKB.
Faisol Riza bersama enam tokoh lainnya dipercaya untuk mendampingi Cak Imin dalam menggerakkan roda partai menuju Pemilu 2029.
Dalam susunan Waketum PKB kali ini, sejumlah nama besar turut bergabung, mulai dari Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah, pengusaha dan pendiri Lion Air Rusdi Kirana, hingga Hanif Dhakiri, mantan Menteri Tenaga Kerja.
Dalam pengumumannya, Cak Imin memperkenalkan jajaran Waketum yang akan bekerja bersamanya, dengan menyebutkan satu per satu nama.
“Yang pertama, Ibu Ida Fauziah, yang kedua Pak Hanif Dhakiri, yang ketiga Cucun Syamsurijal, yang keempat Faisol Riza, yang berikutnya Rano Alfath, dan ditambah satu lagi, tidak bisa hadir, Wakil Ketua Umum Rusdi Kirana, serta Jazilul Fawaid,” kata Cak Imin dengan penuh optimisme.
Perjalanan Panjang Faisol Riza di Kancah Politik
Nama Faisol Riza bukanlah sosok baru di dunia politik Indonesia. Lahir di Probolinggo pada 1 Januari 1973, Faisol memulai pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama, kemudian melanjutkan ke MTs dan MA Nurul Jadid.
Ia meneruskan studinya di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta, dengan mengambil jurusan Ilmu Filsafat.
Sejak masa kuliah, Faisol sudah aktif dalam berbagai organisasi.
Ia menjadi salah satu tokoh penting di Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID), sebuah organisasi yang berperan dalam pergerakan reformasi 1998.
Bahkan, pada periode 1998-1999, Faisol Riza menjabat sebagai ketua SMID, menunjukkan peran besarnya dalam memperjuangkan demokrasi.
Sebagai aktivis reformasi, Faisol juga pernah menjadi korban penculikan oleh rezim Orde Baru pada 1997-1998, menjadikannya salah satu simbol perlawanan terhadap tirani di masa itu.
Keberanian dan komitmennya untuk memperjuangkan keadilan terus terbawa hingga ia terjun lebih dalam ke dunia politik.
Karir Politik di PKB dan DPR RI
Setelah era reformasi, Faisol mulai terlibat aktif di PKB.
Pada tahun 2008, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB DKI Jakarta, kemudian menjadi Wakil Sekretaris Jenderal DPW PKB DKI pada periode 2009-2014.
Faisol terus aktif di partai hingga akhirnya dipercaya menjadi salah satu Waketum di periode 2024-2029.
Sebelum menempati posisi strategis di partai, Faisol telah menjalani karir politik yang cukup panjang.
Pada periode 2019-2024, ia menjabat sebagai Ketua Komisi VI DPR RI, yang membawahi bidang industri, perdagangan, dan investasi. Kepemimpinannya di Komisi VI semakin mengukuhkan posisinya sebagai politisi yang berpengaruh.
Selain itu, Faisol juga pernah menjabat sebagai staf khusus di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada 2009-2014, serta staf khusus di Kementerian Pemuda dan Olahraga pada 2014-2017.
Pengalamannya di kementerian dan parlemen membuat Faisol memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebijakan nasional, khususnya di bidang ekonomi dan ketenagakerjaan.
Peran Penting di PKB ke Depan
Kehadiran Faisol Riza sebagai Waketum PKB menambah kekuatan partai dalam menghadapi tantangan politik ke depan.
Sebagai sosok yang memiliki latar belakang aktivis, akademisi, dan politisi, Faisol diharapkan mampu membawa PKB ke arah yang lebih progresif, terutama dalam memperjuangkan hak-hak rakyat dan memperkuat demokrasi.
Bersama tokoh-tokoh besar lain di PKB, seperti Rusdi Kirana dan Ida Fauziah, Faisol Riza siap memainkan peran kunci dalam strategi partai menjelang Pemilu 2029.
Dengan pengalamannya yang luas dan kiprahnya yang sudah teruji, Faisol tidak hanya menjadi figur penting di internal partai, tetapi juga di kancah politik nasional.
Penunjukan Faisol Riza sebagai Waketum PKB merupakan bagian dari upaya partai untuk memperkuat struktur kepemimpinan dan memperluas pengaruh di berbagai sektor masyarakat.
Langkah ini sejalan dengan visi PKB untuk terus berinovasi dan beradaptasi dalam menghadapi dinamika politik yang semakin kompleks di Indonesia.